Artikel kali ini akan membahas seputar desain rumah 1 lantai ukuran 6×12 berikut contoh gambar desainnya.
Mengingat harga tanah yang semakin mahal seiring semakin sempitnya lahan, ukuran 6×12 paling banyak dijumpai, terutama di kawasan perkotaan.
Meski tidak terlalu luas, ukuran ini dianggap paling ideal untuk mencukupi kebutuhan hunian minimal sebuah rumah.
Walau sebenarnya, ukuran ideal ditentukan jumlah penghuni, kebutuhan, dan kegiatan yang terjadi di dalamnya, namun ukuran 6×12 terbilang mudah dicarikan solusi desain terbaiknya untuk menghadirkan hunian yang nyaman.
Nah, artikel kali ini akan membahas bagaimana merancang pembagian ruang yang baik untuk denah rumah 1 lantai ukuran 6×12.
Contoh Denah Rumah 6×12 1 Lantai
Sama seperti standar hunian pada umumnya, desain rumah 6×12 setidaknya memiliki kamar tidur, ruang tamu/ruang keluarga, dapur, ruang makan, kamar mandi, dan tempat cuci jemur.
Walau ukuran 6×12 sebenarnya sudah cukup nyaman, tapi karena hanya 1 lantai, pembagian ruangnya jadi agak monoton. Apalagi jika letak rumah diapit rumah lainnya.
Berikut ini contoh denah rumah 1 lantai di lahan 6×12 meter.
Denah-1
Contoh pertama ini adalah denah standard dengan 2 kamar tidur.
Seperti rumah pada umumnya, dalam denah ini, ruang tamu menjadi ruang pertama yang menyambut tamu saat memasuki rumah.
Ruang tamu sengaja disatukan dengan ruang keluarga. Selain fungsinya yang bisa disatukan, penyatuan ini juga menghemat ruang.
Ruang tamu/ruang keluarga, ruang makan, dan dapur ditata dengan konsep open-plan atau ruang terbuka. Konsep ini membuat ruang terasa lebih lega karena terbebas dari dinding pembatas.
Kedua kamar tidur diletakkan segaris bersebelahan dengan area open-plan sebagai pusat pertemuannya. Perletakan kamar tidur seperti ini juga memudahkan komunikasi antar keluarga.
Misalnya, jika makan malam sudah siap, ibu bisa mudah memanggil anak-anak yang sedang belajar di kamar, atau ayah yang sedang menonton berita di ruang keluarga.
Area servis basah yaitu kamar mandi dan dapur diletakkan di belakang. Penataan ini membuat ruang-ruang lainnya terasa lebih bersih dan nyaman. Selain itu, penyatuan area servis basah memudahkan sistem perpipaan (plumbing).
Denah rumah ini memiliki dua taman. Taman di bagian depan diapit teras dan carport. Taman ini membuat tampak depan rumah terlihat asri, menjadi view saat duduk bersantai di teras, sekaligus menjadi akses pencahayaan dan penghawaan alami untuk ruang tamu/ruang keluarga.
Taman di bagian belakang dapat dimanfaatkan untuk tempat cuci jemur. Letak taman yang dekat dengan dapur dan kamar mandi juga menjadi akses pergantian udara untuk asap dari dapur dan bau tidak sedap dari kamar mandi.
Taman ini juga menjadi sumber pencahayaan alami untuk kamar mandi, dapur, dan kamar tidur di belakang.
Tidak ada dinding pembatas antara ruang interior dan dapur. Desain semacam ini mempererat hubungan indoor dan outdoor, sekaligus menambah kesan luas untuk ruang dalam.
Denah-2
Mirip dengan denah-2, konsep penyatuan ruang tamu/ruang keluarga dengan ruang makan dalam sebuah ruang terbuka (open-plan) kembali diterapkan. Ruang open-plan ini menjadi pusat fokus dan acuan perletakan ruang lainnya.
Kali ini, kedua kamar tidur tidak diletakkan bersebelahan tapi bersilangan. Kamar tidur pertama di bagian depan, mendapat akses cahaya dan udara dari carport. Sedangkan, kamar tidur kedua mendapat akses cahaya dan udara dari taman belakang.
Dapur bersih/pantry diletakkan di area yang sama dengan ruang makan, sedangkan dapur basah diletakkan di belakang, satu area dengan kamar mandi, berdampingan dengan taman.
Antara dapur dan taman tidak dibatasi dinding. Desain dapur semi terbuka ini bertujuan agar asap masakan tidak masuk ke ruang lainnya.
Selain itu, kesan kotor yang biasanya ada di dapur akibat minyak dan jelaga tidak terlihat dari ruang lain. Dapur basah juga masih satu area plumbing dengan kamar mandi agar instalasi dan perawatannya lebih murah dan mudah.
Denah-3
Jika pada denah-1 dan denah-2, desain rumahnya memiliki dua kamar tidur, jumlah kamar tidur di denah-3 ada tiga kamar.
Denah-3 ini juga tergolong satu setengah lantai, karena ada sebagian kecil luar rumah yang memiliki 2 lantai, dan secara tampak depan tidak terlalu terlihat.
Denah awalnya sama seperti denah-1, tapi ukuran ruang open-plan untuk ruang tamu/ruang keluarga, ruang makan, dan dapur lebih pendek 60 cm, karena dimanfaatkan sebagai area tangga ke kamar tidur di lantai dua.
Ukuran taman belakang lebih kecil karena ada teras yang bisa dimanfaatkan untuk tempat cuci pakaian. Antara ruang dalam dan taman juga ada dinding pembatas.
Denah-4
Denah keempat ini sedikit berbeda karena tidak ada carport untuk mobil. Denah ini dibuat dengan pertimbangan, ukuran tanah 6×12 diperuntukkan untuk kelas menengah ke bawah dan tidak semua penghuni rumah memiliki kendaraan roda empat.
Denah seperti ini sangat cocok untuk perumahan tipe 36 kelas menengah ke bawah.
Dengan ditiadakannya carport, maka ruang di belakang semakin luas, dan memungkinkan renovasi atau perluasan untuk ruang lainnya.
Denah-5
Sama seperti denah-4, denah-5 juga tidak memiliki carport. Namun, ruang fungsionalnya lebih luas dari denah-4 untuk mewadahi kegiatan dengan lebih baik.
Sedikit tips saat memilih desain denah rumah. Berorientasilah ke masa depan. Mengingat semakin sulitnya mencari lahan perumahan yang nyaman dan semakin mahalnya lahan serta biaya renovasi, pastikan perkembangan desain rumah di masa depan.
Misalnya, jika ada rencana untuk meningkatkan lantai menjadi dua atau tiga lantai, pastikan sejak awal perencanaan dan pembangunan, sudah memperhitungkan kekuatan strukturnya.
Pastikan pula aturan bangunan sesuai ketentuan pemerintah. Jika di area rumah memang diperuntukkan untuk dua atau tiga lantai, berpikirlah tentang kemungkinan peningkatan lantai.
Tapi, jika memang hanya diperbolehkan satu lantai, tidak perlu membangun rumah dengan struktur dua lantai.
Jika biaya menjadi kendala untuk membangun rumah langsung sekaligus dua lantai, dan akhirnya hanya mampu membangun satu lantai, pikirkan desain yang bisa memudahkan renovasi di masa depan, tanpa harus terlalu banyak bagian yang dibongkar dan mengganggu aktivitas di rumah selama renovasi berlangsung. Konsep rumah tumbuh dapat dijadikan acuan untuk mengatasi kendala biaya ini.
Desain Fasade Rumah di Tanah Ukuran 6×12 Meter
Setelah sedikit membahas denah yang berkaitan erat dengan kenyamanan pergerakan dan aliran ruang, sekarang mari beralih ke tampak depan rumahnya.
Sebenarnya, secara garis besar, fasade rumah tercermin dari denahnya. Letak dan lebar bukaan seperti pintu dan jendela yang akan menjadi fasade rumah, sudah terlihat dalam denah.
Desain tampak depan atau fasade tentunya sangat penting. Selain sisi estetika atau keindahan rumah paling awal terlihat dari fasade-nya, namun ternyata fasade sangat mempengaruhi total biaya pembangunan secara keseluruhan.
Apalagi, jika material yang digunakan berkualitas super dengan harga tinggi dan desainnya unik sehingga membutuhkan tenaga khusus atau tenaga ahli dalam pembangunannya.
Berikut contoh variasi desain fasade yang bisa diaplikasikan pada denah / desain rumah 6×12 meter 1 lantai.
1. Desain rumah yang sederhana
Contoh pertama adalah desain rumah yang sederhana. Sederhana di sini berarti tidak banyak ornamen dan menggunakan material yang relatif murah.
Walaupun materialnya murah, namun bukan berarti desain rumahnya terlihat murahan. Tentu saja dengan komposisi desain yang baik, tampak depan rumah tetap bisa terlihat bagus walaupun sederhana.
Menggunakan genteng tanah liat yang sederhana membuat rumah ini tampak simple, terkesan alami, dan membaur dengan lingkungan tropis.
Warna genteng terakota tampak semakin serasi dengan kusen aluminium berwarna coklat pada pintu, jendela, dan jalusi.
Warna putih yang netral mendominasi fasade, memberi kesan lebih luas, ringan, bersih, dan rapi.
Bentuk atap rumah yang bertingkat membuat rumah ini terlihat lebih dinamis.
Perbedaan ketinggian atap bisa juga mencerminkan perbedaan ketinggian plafon dan kedinamisan ruang di bawahnya.
Gaya arsitektur minimalis yang sedang tren tertuang dalam tegasnya garis-garis pembentuk fasade.
Kanopi teras dan area pintu masuk, serta garis-garis horizontal pada dinding yang berhadapan dengan carport, selain memperjelas desain minimalis, juga menciptakan kesan lebih lega secara visual.
Dua tiang penahan kanopi teras di area pintu masuk, selain sebagai penopang struktural, juga memberikan kesan bangunan yang kokoh dan menjadi focal point fasade.
2 Rumah 6×12 yang terkesan mewah
Ternyata, fasade rumah mungil dan sederhana masih bisa tampil bersahaja sekaligus terkesan mewah. Tampilan mewah bukan berasal dari mahalnya material yang digunakan, tapi dari kepiawaian dan kecerdikan desainnya.
Contohnya seperti desain rumah 6×12 1 lantai di bawah ini.
Atap rumah ini berbentuk pelana yang sederhana seperti kebanyakan hunian di Indonesia, atau di daerah tropis lainnya.
Tampilan serba putih pada dinding dan kusen aluminium berpadu dengan tata cahaya downlight pada batu alam palimanan membuat fasade terkesan elegan.
Permainan garis horizontal vertikal dan bidang batu alam menciptakan gaya arsitektur tropis minimalis yang sederhana namun terkesan mewah.
Kehadiran taman minimalis menambah keasrian dan memberi warna hijau yang menyegarkan pada fasade. Taman ini membuat rumah lebih menawan dan terkesan menyatu dengan alam.
Rumah dengan plafon tinggi
Fasade rumah dengan plafon tinggi cenderung menampilkan atap rumah yang tinggi juga. Masalahnya, untuk ukuran lebar rumah yang hanya 6 meter, atap yang tinggi bisa membuat fasade terlihat kurus dan sempit.
Kecerdikan memanfaatkan permainan garis, bidang, material, dan warna dapat mengubah kesan kurus dan sempit menjadi fasade dengan tampilan elegan.
Batu alam andesit yang hitam memberikan tampilan kokoh dan seolah menjadi penopang beratnya tampilan visual dari bentuk atap yang tinggi.
Desain rumah 1 lantai megah tentunya membuat tampilan rumah berkesan mewah.
Secara garis besar, fasade terbagi menjadi dua bidang, yaitu area dinding carport dan area pintu masuk. Detail pintu dan garis kanopi fasade yang didominasi garis horizontal menjadi ornamen penyeimbang tingginya atap.
Fasade biasanya senada dengan desain interior di dalamnya. Tetapkan gaya arsitektur yang ingin diterapkan dalam keseluruhan desain, baik eksterior maupun interior.
Jangan sampai tidak menyatu bahkan timpang, dan menyebabkan ketidaknyamanan saat tinggal di dalam rumah. Misalnya, fasade bergaya klasik tapi interiornya bergaya industrial.
Konsistenlah dalam desain. Konsisten bukan berarti kaku dan harus mengikuti satu gaya saja. Tetapi, tentukan gaya desain yang paling cocok dengan kebutuhan, keinginan, dan karakter.
Lalu, konsistenlah menerapkannya dalam desain interior dan eksterior.
Desain rumah 6×12 minimalis dengan sedikit nuansa modern
Rumah minimalis walaupun kecil namun sebenarnya juga bisa kita berikan sentuhan modern.
Sentuhan modern ini bisa sangat terlihat kuat pada ornamen berbentuk kotak / garis, seperti contoh rumah di bawah ini.
Kesan modern bisa juga kita tonjolkan agar bisa menjadi aksen rumah. Misalnya kita bisa bermain dengan warna yang mencolok seperti warna kuning, merah, atau orange.
Namun perlu diingat juga agar warna mencolok ini jangan dibuat terlalu ramai, karena justru akan menghilangkan kesan elegan dan tidak harmoni dalam fasade rumah.
Desain modern juga bisa dibuat dengan lebih sederhana, seperti pada contoh dibawah ini.
Dengan ornamen yang minim dan bentuk atap yang lebih sederhana, membuat rumah kecil modern ini lebih terjangkau dan cocok untuk orang yang memiliki budget terbatas dalam membangun rumah.
Sekian artikel mengenai desain rumah 6×12 1 lantai.
Untuk artikel desain rumah 6×12 meter yang lebih lengkap, anda bisa lihat di artikel kami.
Ikuti artikel menarik lainnya di RH Desain Rumah.